Kamis, 06 November 2008

Hikzzzz


[Hujan, Okt’26]

Dia membuatku menangis hari ini. Awalnya kucoba untuk tertawa, mengeluarkan sedikit endorfin untuk menguatkan tanggul di sudut-sudut mataku, tapi ternyata ada yang menghimpit dadaku terlalu kuat. Bibirku bukannya melengkung ke atas membentuk senyum tapi malah ke bawah melukis ringisan. Dasarr…Aku menekan alarm kebakaran. Pintu air terbuka dan menerjang tanggul hingga retak-retak, air merembes pelan-pelan dan mengalir satu-satu dari ujung mataku. Aku menahan isak di tenggorokanku, menarik nafas dalam- dalam agar ia tertarik masuk kembali ke rongga dada.

Ingin rasanya mengumpat, mengotori mulutku dengan sumpah . Tapi, Aku tau tak ada yang bermaksud membuatku harus tinggal di serapahkamar menunggu konjungtivaku kembali putih. Sepertinya, ini hanya sedikit permainan takdir yang luput dari sadar.

Aku belajar sesuatu dari sesenggukan tertahan pagi ini. Saat seseorang bertanya arti kekasih, saudara atau sahabat. Aku yakin tak pernah bisa menjawab dengan tepat. Yang kutau, saat seseorang berbuat hal yang tak diinginkan, dan rasanya seperti ulu hatimu dipukul dengan keras, dadamu dihimpit hingga sesak, dan terasa hangat di kedua matamu. Maka yakin saja…kalau dia orang yang kau sayangi.

Aku jadi ingat adikku. Sejak tingginya melampauiku, Aku tak pernah lagi membuatnya menangis, tapi giliranku yang dibuat terisak. Hanya saja, sepuluh menit setelahnya, Aku selalu lupa dan kembali sibuk mencarinya. Aku bukannya tak ingat dia menyakitiku, tapi Aku lupa kalau marah padanya.

Sssshhhh…kali ini sepertinya…..Aku juga lupa…..

[phone ringing]

Mmm… Aku mulai ingat sesuatu.

[hujan deras]

2 komentar:

Amey mengatakan...

yes...
dibalik sesuatu pasti ada hikmahnya..

hahaha...

k bul, nulis lagi doong!
massa' blognya di biarin gini aja..??

Abdul Waris mengatakan...

siapa suruh kacca