Sabtu, 15 Agustus 2009

"just..."

haaa...gerah, rasanya hampir muntah. Lidahnya terus saja bergoyang, menyambar setiap kata, mengunyahnya lahap dan menyemburkannya ke udara. Air liurnya berserakan, menempel di tiap huruf yang lepas, sisanya menguap menambah pengap. Aku bisa mendengar kepalanya penuh dengan ular yang mendesis, menggeliat gerah, menjilati tiap lekuk mangsa yang menggoda nafsunya liar.
"koq sendiri?" hasratnya membelai tengkuk.
"Heee..." Wajahku beku, sedikit miris menahan mual yang seketika mengaduk perut.
"tinggal di mana?" lagi, mulutnya ingin kusumpal dengan sumpah serapah.
"..." untuk kesekian, ku pilih mematung.
"namanya siapa?" Aku menelan ludah yang tiba-tiba terasa manis, asam lambungku meningkat, mendesak isi perut kembali ke esofagus, mengantri di belakang gigiku, tak sabar mendarat keras di wajahnya yang mesum.
Langkahku menjauh kabur, sebelum racun kumuntahkan lewat senyuman manis yang merangsang hasratnya ejakulasi,lepas tanpa episode berikut, sisakan onggok yang terkulai menuai pedih. Aku butuh mandi...air liurnya membuatku gatal.

3 komentar:

Skydrugz mengatakan...

Akhirnya datang juga....

Sulit membayangkan liur yang berubah rasa. Tapi bisa jadi itu analogi perubahan, mustahil, tapi yang terjadi, terjadilah...

bulqiss mengatakan...

iya...kangen juga...
keknya tu fisiologis...kek gejala prodromalnya sebelum muntah..entah air liur rasanya jd apa..kek tiba2 sngat cair, banyak..tau kan rasanya??

Amey mengatakan...

mengerikan...

langsung lari sj k.

hehehe...